Ponorogo - Kandidat Bacalon yang akan menduduki jabatan ketua sempat mengerucut pada 3 nama, setelah bersaing ketat akhirnya nama Prayitno berhasil mendapat suara terbanyak. Prayitno mendapat 282 suara, Bambang Supriyadi 267 suara dan Dr. H. Sumani memperoleh 148 suara.
Pemilihan pengurus baru PGRI Kabupaten Ponorogo berlangsung secara demokratis dengan cara pemilihan langsung. Tak hanya memilih Ketua, dalam agenda pemilihan yang terbingkai dalam kegiatan Konferensi Cabang PGRI Kabupaten Ponorogo juga memilih Wakil Ketua dan Sekretaris. Acara berlangsung selama dua hari di Gedung baru "Graha Dwija" PGRI Ponorogo pada Jumat-Sabtu (11-12/09). Terangkai dengan acara pemilihan, sebelumnya telah dilaksanakan laporan pertangggung jawaban pengurus lama dan rapat program kerja.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua PGRI Jawa Timur, Drs. Hariyadi, M.Pd, Sekretaris Umum PGRI Jawa Timur, Drs. Sudarmaji, M.Si, Semua Pengurus PGRI Kabupaten serta perwakilan pengurus cabang se-kabupaten Ponorogo.
Ketua panitia pemilihan, Sukarsono mengatakan bahwa kandidat bakal calon diperoleh dengan sistem penjaringan, semua cabang mengirimkan bakal calon. “Di Kabupaten Ponorogo memiliki 23 cabang PGRI yaitu 21 cabang (kecamatan) dan 2 cabang khusus (dinas pendidikan dan kementerian agama). Jumlah total kartu suara sebanyak 687 kartu suara namun karena pandemi pemilihan kali ini setiap cabang hanya diwakili oleh 3 orang,” jelasnya.Lebih lanjut, Drs. Hariyadi, M.Pd, wakil ketua PGRI Jatim yang hadir dalam acara itu menjelaskan bahwa Konkab merupakan agenda rutin 5 tahunan untuk memilih kepengurusan masa bhakti 2020 -2025 yaitu memilih ketua, wakil ketua dan sekretaris. “Harapannya dengan agenda 5 tahunan ini terpilih pengurus baru yang lebih solid dan program PGRI ke depan bisa berjalan lancar sesuai jati diri PGRI,” harapnya.
Sementara itu, Prayitno, Ketua PGRI Ponorogo Terpilih saat dikonfirmasi usai penetapan hasil penghitungan suara mengatakan terus berkomitmen dalam perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan dan profesionalitas guru. “Terus kita perjuangkan nasib GTT, kita lengkapi sarana prasarana gedung PGRI dan terus kita jalin sinergi dengan pemerintah, dinas pendidikan serta instansi terkait,” ungkapnya.Lebih lanjut, dirinya menceritakan capaian selama Ia memimpin di tahun 2015-2020. “Selama ini mencatat rekor bagus diantaranya penghargaan tata kelola terbaik untuk managemen organisasi, GTT/PTT mendapat Surat Perintah Tugas (SPT) dari Bupati sebagai kekuatan legal mengajar disuatu lembaga yang bisa digunakan sebagai syarat untuk PLPG dan sertifikasi, Semua GTT/ PTT Kabupaten Ponorogo mendapat insentif serta mewujudkan Gedung Mewah Megah sebagai ikon PGRI Ponorogo,” pungkasnya.
COMMENTS