PONOROGO | lingkarindonesia.com - Di sudut kecil Ponorogo, di sebuah rumah kosong yang nyaris roboh, seorang ibu bernama Indarti menjalani hari-harinya dalam kesulitan.
Ia seorang janda yang tinggal bersama anaknya di Desa Sekaran, Kecamatan Siman. Rumah yang mereka tempati bukanlah milik mereka sendiri—atapnya bocor, tak ada sekat kamar, dan hanya menjadi tempat berteduh seadanya.
Dulu, Indarti masih bisa bernapas lega karena mendapat bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH). Namun, sejak tujuh bulan lalu, bantuan itu tiba-tiba terhenti tanpa alasan yang jelas.
"Sejak sebelum pemilu, saya tidak tahu kenapa bantuan PKH dari Kelurahan Surodikraman tiba-tiba dihentikan," ujarnya dengan suara lemah.
Bagi Indarti, kehilangan bantuan PKH adalah pukulan berat. Ia sudah dua tahun terakhir sering sakit-sakitan dan tidak memiliki penghasilan tetap. Tak ada pekerjaan, tak ada jaminan hidup—hanya bergantung pada belas kasih orang lain.
Suatu hari, saat beras di rumahnya benar-benar habis, ia dengan berat hati meminta bantuan kepada guru anaknya. Mendengar kondisi Indarti, para guru segera menggalang donasi untuk membantunya.
"Kalau bukan karena mereka, saya tidak tahu bagaimana harus bertahan," katanya lirih.
Indarti menceritakan penderitaan ini bermula saat Ia menjadi korban kezaliman seseorang yang diduga telah menjual tanah hak warisnya secara sepihak. Kini, dalam kondisi serba kekurangan, ia berjuang sendirian menuntut keadilan. Beruntung, seorang advokat berhati mulia bersedia membantunya secara cuma-cuma—bahkan sering menyantuni kehidupannya.
"Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, saya berharap aparat penegak hukum juga bisa membantu mempercepat proses hukum agar keadilan bagi Indarti bisa segera ditegakkan," ujar Naziri, Kuasa Hukum Indarti.
Kisah Indarti seharusnya menjadi cermin bagi kita semua. Transparansi dalam penyaluran bantuan sosial harus lebih diperhatikan agar mereka yang benar-benar membutuhkan tidak terabaikan serta penegakan hukum bisa ditegakkan dengan seadil-adilnya. Di sisi lain, kita sebagai masyarakat juga bisa berbuat sesuatu.
Bantuan sekecil apa pun bisa berarti besar bagi Indarti dan anaknya. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian. Saat ini, kemanusiaanlah yang harus berbicara. (eh)
COMMENTS